kamuswisata.com – Bagaimana sejarah Hari Raya Nyepi? Jika kamu belum tahu, simak dulu penhelasan dan juga pantangan saat Nyepi melalui artikel berikut ini.
Hari Raya Nyepi merupakan hari besar umat Hindu, terutama di Bali, untuk merayakan Tahun Baru Saka.
Kata Nyepi jika dalam bahasa Indonesia punya arti sunyi, senyap, lenggang, tidak ada kegiatan.
Jadi, sesuai artinya, pada saat perayaan Nyepi, umat Hindu akan melakukan meditasi dan introspeksi diri secara khusyuk dan tenang selama 24 jam.
Buat kamu yang belum mengetahui soal sejarah Hari Raya Nyepi dan apa saja pantangannya, wajib menyimak penjelasan di bawah ini.
Sejarah Hari Raya Nyepi
Awal mula tradisi Nyepi itu berawal dari India, di mana agama Hindu awalnya berkembang dan akhirnya menyebar di Indonesia.
Pada awal masehi, bahkan sebelum masehi, di India sering sekali terjadi konflik antarsuku yang berkepanjangan, mengutip dari desajagatpati.badungkab.go.id, Selasa, 21 Maret 2023.
Hal tersebut menyebabkan sering terjadi perang, kehidupan di masyarakat di sana pun menjadi tidak stabil.
Ada banyak suku yang saling bertikai, termasuk Suku Saka, Pahiava, Yueh Chi, Yavana dan Malaya.
Pemenangnya pun silih berganti, membuat kehidupan beragama ikut tidak stabil, karena setiap suku punya penafsiran yang berbeda terkait ajaran yang dipercaya.
Setelah terus saling terlibat konflik, pada akhirnya Suku Saka menjadi pemenangnya. Kemenangan Suku Saka itu berada di bawah kepemimpinan Raja Kaniskha I.
Atas kemenangan tersebut, Raja Kaniskha I dinobatkan sebagai Raja. Kemudian Suku Saka juga membuat tahun Saka sendiri, mulai pada Maret di tahun 78 masehi.
Jadi, bisa kamu ketahui perayaan Hari Raya Nyepi itu juga untuk memperingati kerberhasilan Raja Kaniskha I dalam menyatukan suku-suku, yang tadinya sering berkonflik.
Bukan hanya mengakhiri konflik antarsuku, Sang Raja juga sukses menyatukan perbedaan pandangan terkait paham keagamaan.
Kemudian, tahun 78 masehi pun ditetapkan sebagai tarikh atau perhitungan tahun Saka, yang satu tahunnya juga sama-sama memiliki 12 bulan.
Untuk bulan pertama disebut dengan Caitramasa dan mulai pada Maret menurut kalender masehi.
Tahun Baru Saka juga punya makna sebagai hari kebangkitan, pembaharuan, dan kebersamaan. Selain itu, juga simbol hari toleransi, kedamaian dan hari kerukunan nasional.
Pantangan di Hari Raya Nyepi
Mengutip dari satudata.sumselprov.go.id, selama merayakan Nyepi juga ada empat pantangan, yaitu:
1. Amati Geni
Saat Hari Raya Nyepi, tidak boleh menyalakan api, termasuk memasak. Jadi umat Hindu wajib melakukan puasa.
2. Amati Karya
Umat Hindu yang merayakan Nyepi tidak boleh untuk bekerja. Mereka harus untuk berdiam dan melakukan meditasi.
3. Amati Lelungaan
Selain tidak boleh makan dan bekerja, selama Nyepi juga tidak boleh berpergian. Jadi harus tetap di rumah untuk mengistirahatkan badan.
4. Amati Lelanguan
Lantaran Nyepi memang jadi waktu umat Hindu untuk melakukan intropeksi, maka tidak boleh untuk mencari hiburan, seperti menonton atau bermain.
Sebagai informasi, perayaan Nyepi di Bali juga memiliki beberapa aturan ketat selama 24 jam. Seluruh penduduk maupun pengunjung wajib mematuhinya.
Semua bisnis, toko dan tempat umum tutup. Transportasi umum juga berhenti beroperasi, serta lampu-lampu di rumah dan jalan-jalan dipadamkan.
Bahkan, pesawat tidak boleh melewati Bali selama periode Hari Raya Nyepi. Hal ini dilakukan untuk menciptakan keheningan dan ketenangan selama Hari Raya Nyepi.
Kamu Bisa Baca Artikel Lain dari kamuswisata.com di Google News